Kamis, 08 Maret 2012

Bunda...

Aku terhenyak menyadari betapa kerdilnya diri ini. Bagaimana bisa aku melakukan kesalahan yang begitu besar yang sudah aku ketahui sebelumnya namun aku tak menggubrisnya?

Apakah mentari akan begitu saja menerikkan sinarnya pada bumi tanpa sebab? Lalu, apakah hujan akan begitu saja menderas menenggelamkan bumi, lagi, tanpa sebab? Dan apakah Tuhan akan begitu saja memarahi hambanya, lagi-lagi, tanpa sebab?

Ketika

Ketika tak sanggup mulut bicara,
atau tangan tak lagi mampu tuk menggengam
bahu terlalu rapuh tuk jadi sandaran

kembalikan,
kembalikan semua pada Tuhan.

Ketika teman hanya menjadi jurang yang menyesatkan
atau keluarga hanya menjadi tempat yang tak nyaman
dan diri sendiri begitu tersudutkan

serahkan,
serahkan semua pada Tuhan.

Dari Cahaya

Terima kasih..

Lewat tulisan tanganmu, aku kembali berfikir, berkontemplasi sejenak dari hiruk pikuk perayaan tahun baru ini..

Apa yang sudah kulewatkan?
Sudahkah aku menjadi pribadi yang menyadari setiap tetes anugerah Tuhan?
Ataukah terlampau sering aku mengabaikan?

Pertanyaan itu rasanya masih kujawab dengan nada sumbang yang sama..

For you, Pa...

I regret, Pa...
For I chose to finish 'Narnia' than helped you who were very tired after work.

I regret, Pa...
For I did my hobbies than helped Ma who was very old to massage you that night.

I regret, Pa..
For I was too childish to let my ego get bigger than I was ever.

Pa...
I apologize you.
Don't you see that I really regret?
Don't you feel that I am really sad?