Tuhan, saya titip rindu ini untuk Bapak.
Maaf, karena saya masih menangis saat hening ini meraja dan segala kenang tumpah ruah.
Tuhan, saya titip rindu ini untuk Bapak.
Maaf, karena ternyata saya masih bgitu sibuk menggelar langkah untuk hidup di dunia.
Tuhan, saya titip rindu ini untuk Bapak.
Maaf, karena Bapak harus menyaksikan saya dan diri saya yang senyatanya.
Maaf, karena kami masih mencari jejak jejak nasihat yang masih berserak.
Tuhan, saya titip rindu ini buat Bapak.
Tangis ini mengantarkan rasa kehilangan yang begitu besar.
Dan doa yang mengalir ini, semoga bisa Kau nyatakan sebagai bakti hamba padanya, Tuhan.
Allaah yaa Rabb, hamba titip rindu ini untuk Bapak, beserta semua cinta yang tak pernah terungkap.
Saya merindukannya. Sangat merindukannya.
Rumah hijau, 20 Mei 2014; 00.43am
Tidak ada komentar:
Posting Komentar